K78 Bantah Ngotot Karena Sudah Terima Uang

Kelompok 78 yang sedang dikecam masyarakat sepakbola, kini balik menyerang dan menyalahkan FIFA. Juru Bicara Kelompok 78, yang juga seorang politisi Partai Demokrat, Wisnu Wardhana, mempersoalkan peran utusan FIFA Thierry Regenass yang hadir pada Kongres PSSI 20 Mei 2011 lalu.

Regenass yang merupakan Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA datang bersama Anggota Komite Asosiasi FIFA, Frank Van Hattum. Saat Kongres berjalan, mereka duduk di atas panggung bersama Komite Normalisasi. Agum Gumelar, Ketua Komite Normalisasi, bertindak sebagai pemimpin sidang.

Wisnu menilai tidak seharusnya utusan FIFA duduk di panggung. "Thierry Regenass tidak boleh duduk di panggung karena bukan pimpinan sidang. Dia cuma observer (pengamat). Regenass juga membisikkan kepada Agum untk menutup Kongres. Ini kesalahan besar. Pengamat kok meminta untuk menutup sidang," kata Wisnu saat diwawancarai VIVAnews.com, Selasa, 24 Mei 2011.

Pada Kongres lalu, Agum menutup kongres di tengah jalan, karena para anggota Kelompok 78 terus berteriak-teriak menginterupsi. Mereka ngotot meminta Jenderal TNI George Toisutta dan pengusaha-politisi Arifin Panigoro untuk diloloskan--meski telah dilarang FIFA. Seorang anggota Kelompok 78 bahkan mengancam akan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada FIFA.

Tiga hari usai Kongres, Agum menjelaskan keputusan itu dia ambil atas desakan Regenass yang jengah atas dinamika Kongres PSSI.

Wisnu juga membantah kabar yang beredar bahwa Kelompok 78 begitu ngotot mendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro karena mereka sudah terlanjur menerima uang.

"Nggak ada itu (menerima uang). Itu pemelesetan. Kami itu ke mana-mana pakai duit sendiri-sendiri. Kami ini berjuang untuk sepakbola. Sesuatu jika dikasih duit tidak akan bertahan lama," kata Wisnu. "Siapapun yang dizolimi harus diperjuangkan. Kalau Pak Agum dizolimi, juga harus diperjuangakan."